Inilah Gunung di Indonesia yang Terus Bertambah Tinggi
Gunung di Indonesia yang Terus Bertambah Tinggi Tiap Tahun | Cerita Pendaki - Percayakah kalian jika ada gunung yang makin bertambah tinggi setiap tahunnya? Kemungkinan ada yang yakin dan ada yang tidak yakin. Tetapi seharusnya kalian yakin.
Pada umumnya gunung tidak dapat makin bertambah tinggi apa lagi tinggi sampai tembus susunan atmosfer bumi. Dari asal terciptanya gunung dibagi jadi dua, yaitu gunung yang lahir sebab tumbuk lempeng bumi, dan gunung yang lahir sebab dorongan magma dari dalam bumi.
![]() |
Gunung yang tambah Tinggi setiap tahunnya |
Pada umumnya gunung tidak dapat makin bertambah tinggi apa lagi tinggi sampai tembus susunan atmosfer bumi. Dari asal terciptanya gunung dibagi jadi dua, yaitu gunung yang lahir sebab tumbuk lempeng bumi, dan gunung yang lahir sebab dorongan magma dari dalam bumi.
Gunung dari tumbuk lempeng bumi biasa dikatakan sebagai gunung non volcano. Misalnya: Gunung Jayawijaya di Papua sangat tinggi sekali sebab pertumbukkan lempeng bumi. Dan gunung yang terbentuk sebab ada dorongan magma dari perut bumi bisa dikatakan volcano atau bahasa Indonesia-nya yakni "Gunung Api". Misalnya di Indonesia banyak sekali seperti Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan lain-lain.
Lalu, apa gunung dapat makin bertambah tinggi? Jawabnya ialah dapat. Tetapi sedikit.
Pada umumnya gunung di Indonesia tidak terus bertambah tinggi, tetapi malah makin bertambah pendek. Hal itu disebabkan gunung itu meletus dan sisi pucuknya terkikis atau longsor hingga tingginya menjadi berbeda.
Tetapi ada loh gunung di Indonesia yang makin bertambah tinggi setiap tahunnya. Tentu kalian asti ingin tahu gunung apakah itu? terletak di mana? Serta pertumbuhan Gunung seperti apa yang dimaksud. Simak ulasannya dibawah ini.
Keterangan secara singkat mengapa gunung itu dapat makin bertambah tinggi. Jawabnya sebab gunung itu ialah gunung anakan. Ada dorongan magma dari dalam perut bumi hingga menggerakkan anggota badan gunung untuk makin meninggi.
1. Gunung Anak Krakatau
Dari namanya saja jelas sudah gunung ini ialah gunung anakan. Gunung Krakatau sendiri yang notabene dahulu kala merupakan salah satu Gunung tertinggi yang ada di Indonesia.
Jaman dahulu sekali satu gunung raksasa yakni gunung ibu krakatau atau Gunung Krakatau Purba (nama lain= Batuwara) meletus benar-benar hebat sampai badan gunung itu meledak dan tersisa tiga sisi. Tiga sisi itu membuat pulau. Salah satunya pulau selanjutnya tumbuh dan jadi gunung yang dikatakan Krakatau.
Sampai di tahun 1883 gunung Krakatau kembali meletus dengan dahsyatnya sampai memunculkan gelombang tsunami yang besar sekali dan tewaskan beberapa puluh ribu orang di Pulau Jawa dan Sumatera. Dan lahirlah dari letusan itu gunung yang lebih kecil kembali, namanya Gunung Anak Krakatau.
Disini kita mengetahui pada intinya gunung api malah makin pendek sebab meletus. Tetapi bukti lain tidak dapat terpungkiri. Yaitu gunung Anak Krakatau yang ada sesudah letusan tahun 1883 itu rupanya makin bertambah tinggi setiap tahunnya. Bahkan juga riset mengutarakan jika Anak Krakatau bertamah tinggi 4-6 mtr setiap tahunnya. Mulai dari tidak nampak (cuman nampak permukaan air) sampai tampil tunas gunung, dan makin tinggi sampai jadi satu pulau. Nah, itu riwayat gunung Anak Krakatau yang makin tumbuh tinggi.
Sampai pada tahun akhir 2018 satu tragedi berlangsung kembali. Anak Krakatau meletus lumayan hebat sampai mengakibatkan gelombang tsunami kembali. Sesudah letusan itu gunung Anak Krakatau kembali habis dan makin bertambah pendek. Tetapi rupanya perkembangannya masih berjalan. Dan sampai saat ini Anak Krakatau kembali membuat badannya dari awal kembali.
2. Gunung Anak Ranakah
Gunung Anak Ranakah atau disebutkan Gunung Namparnos ialah gunung api aktif type A dengan elevasi 2.247 mdpl. Gunung api ini ialah gunung yang tercipta karena rutinitas vulkanik dalam gunung induk yang namanya Gunung Ranakah.
Gunung Anak Ranakah lahir pada tahun 1988. Gunung api ini berlainan dengan Gunung Anak Krakatau yang sama gunung api baru. Anak Krakatau terlahir di tengah lautan, sedang Anak Ranakah terlahir di dataran, persisnya dalam suatu lembah yang dijepit oleh dua gunung yaitu Gunung Ranakah dan Gunung Mandosawu, di Kabupaten Manggarai, NTT.
Pada Desember 1987 berlangsung satu letusandi lereng timur laut Gunung Ranakah. Satu minggu selanjutnya keluarlah asap air dan debu vulkanik. Sampai bulan Januari 1988 terdaftar sekitar 17 letusan bertekanan tinggi dan 200 letusan bertekanan rendah. Lantas skema bertukar jadi rutinitas gempa frekuentif. Sampai pada pucuknya berlangsung letusan besar yang melemparkan debu vulkanik setinggi 8 km, nyaris menyamakan letusan Gunung Merapi di 2010 di Jawa tengah.
Saluran piroklastik mengucur ke arah Lembah Wae Reno. Saat letusan besar itu, tampil gundukan tanah setinggi 30 mtr.. Satu minggu selanjutnya makin bertambah jadi 150 mtr.. Keseluruhannya diprediksikan ada 30 juta mtr. kubik magma yang dikeluarkan dan tertumpuk di Lembah Wae Reno dan membuat satu gunung api baru yang diberi nama Anak Ranakah.
Gunung Anak Ranakah di-claim selaku gunung api paling muda di dunia yang ada di dataran. Di dunia lebih dikenali Gunung Paricutin di Meksiko selaku gunung api paling muda, yaitu tampil pada Februari 1943 dalam suatu lembah. Tetapi sesungguhnya Anak Ranakah-lah sebagai paling muda.
3. Gunung Kembang
Gunung Kembang adalah salah satu gunung yang tidak dinamakan selaku ‘anak'. Tetapi secara wujud dan kehadirannya, Gunung Kembang pantas dikatakan sebagai gunung anakan juga.
Gunung Kembang ialah satu gunung kecil yang berdiri pas dari sisi Gunung Sindoro di Jawa tengah. Berdasar riset yang dikerjakan IPB, Gunung Kembang makin bertambah tinggi dari elevasi 1.200 mdpl ke 2.370 mdpl dalam waktu 10-15 tahun. Hal itu berasal dari rutinitas magma dari dalam Gunung Sindoro.
Meskipun beberapa gunung api anakan yang makin bertambah tinggi setiap tahunnya, tetapi Gunung Kembang termasuk selaku anak yang pendiam. Perkembangannya lamban dan tidak ada rutinitas gunung api yang mencelakakan. Puncak Kembang cuman berbentuk cengkungan kawah mati.
Gunung akan berhenti bertambah tinggi, Jika?
Tahukah kalian jika gunung akan stop tumbuh dan tidak makin bertambah tinggi, setidaknya ada 2 gagasan yang bisa membuat gunung stop untuk terus bertambah tinggi dan membuat takut para penghuni di bumi. Berikut ulasannya.
- Gunung Akan Stop Tumbuh sebab Gravitasi
Menurut seorang profesor dari University of Pittsburgh, gunung akan stop tumbuh sebab ada gravitasi Bumi. Kebanyakan gunung di Bumi tercipta sebab ada gerakan permukaan tanah atau lempeng tektonik. Waktu ada dua lempeng yang berjumpa, sisi yang bertubrukan akan naik ke atas dan membuat gunung.
- Sungai di Lereng Gunung Membuat Gunung Tidak Dapat Makin bertambah Tinggi
Tidak hanya gravitasi Bumi, sungai yang berada di lereng gunung bisa juga jadi pemicu gunung tidak dapat makin bertambah tinggi. Sungai di lereng gunung umumnya berupa bentuk meliuk dan dapat mengurangi material yang berada di pinggiran gunung. Ini mengakibatkan timbulnya sela yang dalam dan terjal di dekat lereng gunung. Mengakibatkan, lereng gunung dapat lebih gampang alami tanah longsor yang bawa material dari sisi atas gunung hingga gunung tidak dapat makin bertambah tinggi.