Cerita Pendaki Mengalami Hal Mistis di Gunung Prau

Beberapa Cerita Pendaki Mengalami Hal Mistis di Gunung Prau | Cerita Pendaki - Gunung Prau yang terletak di Jawa Tengah ini memang menjadi salah satu gunung favorit bagi para pendaki untuk bisa mendaki dan mencapai puncak dari gunung tersebut, dikarenakan jalur pendakian yang terbilang aman maupun untuk pemula, selain itu pesona keindahan alam yang akan kalian dapatkan di Puncak Gunung Prau seakan kalian dapat menikmati keindahan alam yang luar biasa.

Cerita Pendaki
Cerita Pendaki Mengalami Hal Mistis di Gn. Prau

Namun dibalik keindahan gunung prau, muncul beberapa cerita pendaki di gunung prau yang bersifat Mistis dialami selama pendakian. Hal ini tidak bisa dipungkiri jika memang gunung merupakan salah satu tempat yang paling banyak dihuni makhluk gaib. Namun tidak sepatutnya kalian menjadi takut untuk mendaki gunung, hanya saja dibutuhkan persiapan dan niat yang tidak macam-macam selama pendakian. Berdoa dan mengikuti peraturan yang ada di setiap gunung manapun yang ingin kalian daki. Berikut ini beberapa kisah pendaki mengalami hal mistis di gunung prau.

Bertemu Sepasang Makhluk Gaib Bergandeng Tangan di Gn.Prau

Seperti dirasakan beberapa pendaki asal Kedoya, Jakarta Barat saat mendaki Gunung Prau pada Agustus 2016 lalu. Mereka pergi memakai kereta dan pilih via Patak Banteng seperti jalur terbanyak diputuskan beberapa pendaki. 

Kesejukan daerah Wonosobo, Temanggung, Jawa tengah seolah menyongsong kehadiran mereka. Pada sebuah barisan terbagi dalam 5 orang, mereka juga mengawali pendakian jam 15.00 WIB sesudah isi Surat Ijin Masuk Teritori Pelestarian (Simaksi).

"Kita packing semua peralatan dan isi tenaga lebih dulu. Baru memulai jalan telah diberi jalur batu-batuan naik dekat permukingan masyarakat," tutur salah satunya pendaki Jodi Karaeng (26) lewat Instagram, Senin (8/6).

Menurut Jodi, masyarakat di tempat nampak telah pulang dari bekerja di tempat pertanian. Bentangan perkebunan dan panorama desa nampak mengagumkan. 

Ke arah Pos 1 Sikut Dewo di pinggir jalur pendakian yang telah seperti tangga. Bila mujur ada banyak warung yang umumnya membuka di sejauh jalur. Saat itu kebenaran telah dipenuhi dengan beberapa pendaki yang sudah muncak. 

"Ramai pendaki yang turun gunung memang ini telah masuk akhir minggu. Tetapi pendaki yang bersama kita cukup, ada banyak," kata Jodi. 

Tidak berasa, waktu telah masuk sore dan matahari mulai terbenam. Setelah tiba di Pos 2 Canggal Walangan disajikan jalur berbentuk tempat lapangan kecil yang dikuasai pohon cemara dan pinus. 

Di muka nampak jalur pendakian naik sejauh mata melihat. Jalur ke arah Pos 3 lebih curam dan naik dibandingkan awalnya, dikuasai akar-akar pohon-pohon. 

"Di Pos 3 Cacingan lajurnya tidak berbeda jauh dengan awalnya. Kita datang maghrib di sini, pada akhirnya memilih untuk istirahat. Duduk, melempengkan kaki sampai bertumpu di pundak rekan," narasi Jodi. 

Saat duduk sesaat, ada sepasang pria dan wanita berjalan berdua mendekati mereka. Si pria pilih istirahat sesaat tetapi sang wanita pengin masih meneruskan perjalanan. 

"Pria itu sempat duduk bersama kita sesudah adzan berkemandang. Kita menyengaja istirahat memang waktu maghrib. Salah satunya rekan memfoto menuju ke-2 orang ini tampil," papar Jodi.

Hasil photo itu tersimpan dalam hp punya rekan mereka namanya Janurdi. Sejauh perjalanan mereka tidak mengulas hasil bidikan photo itu. Mereka juga yakini sepasang orang yang melaluinya ialah sama-sama pendaki. 

Cerita Pendaki
Sepasang Pendaki Misterius Bergandengan Tangan

"Kita pada akhirnya lanjutin perjalanan, jalur ke arah Pos Camp Sunrise mulai berliku. Kita membawa senter hanya empat tetapi tidak nyala satu," kata Jodi. 

Jalur ini benar-benar berlainan pada musim kemarau, mendaki Camp Sunrise jalur pendakian telah agak miring dan terpajang tempat lega yang umumnya jadi tempat camp. 

Camp Sunrise adalah tempat favorite seluruh orang yang lakukan pendakian ke Gunung Prau. Spot ini tempat terhebat melihat matahari keluar. 

"Kami juga membangun tenda di situ," kata Jodi. 

Sesudah summit, bermalam tadi malam selanjutnya turun esok harinya. Mereka kembali turun lewat jalur Patak Banteng. Setelah tiba di base camp dan beres-beres pulang ke Jakarta. 

"1 minggu sesudahnya sang Janu ngajak kumpul. Mendadak buka galeri smartphone-nya dan menunjukkan hasil photo saat di Pos 3 Cacingan. Seperti dua figur makhluk gaib bergandengan tangan," narasi Jodi. 

Satu makhluk itu nampak besar, sesaat satunya nampak kecil. Bila pengin menyaksikan lebih detilnya penataan sinar di gawai dapat ditata lebih jelas. 

Jodi menambah, kebenaran saat itu salah satunya temannya namanya Astri Listyani mengalami kegiatan rutin tiba bulan. 

Penampakan Hasil Foto Pendaki Misterius Gn. Prau Memakai Jaket Biru
Cerita Pendaki
Pendaki Misterius di Gunung Prau

Narasi ini diceritakan pria namanya Muhammad Thoriq waktu mendaki Gunung Prau pada tahun 2017 lalu. Saat itu, ia berpose ramai-ramai bersama rekan-rekan sependakian. Tetapi, ada figur misteri tidak dikenali yang tampil dalam photo itu.

Figur itu menggunakan hoodie warna biru, kepala sedikit menunduk, dengan muka yang hitam seperti gosong. Thoriq menjelaskan jika ia dan beberapa temannya benar-benar tidak mengenali figur itu. Saat menanyakan ke warga seputar, figur itu dipercaya ialah pendaki yang pernah tersambar petir.

Narasi ini makin diperkokoh dengan informasi dari media yang menyampaikan kabar jika 11 orang pendaki tersambar petir di Gunung Prau, di bulan April tahun 2017 lalu. Kejadian ini mengakibatkan 3 orang meninggal, dua terluka dan enam bekasnya selamat. Seorang warganet namanya Nduk Fin mengaminkan jika figur itu ialah pendaki yang meninggal tersambar petir.

"Memang berada di Gunung Prau yang kesambar petir pakai jaket biru dan celana corak serupa orang koramil. Dan (waktu) bertemu juga mulai membusuk. Kalau tidak salah bertemu sesudah 3 atau 5 hari begitu," tuturnya.

Cerita pendaki misteri di Gunung Prau ini makin menambah bulu kuduk bergidik sesudah seorang anak indigo mulai bicara.

Wanita itu diberitakan adalah anak tunggal dalam suatu keluarga, dan sampai sekarang ini keluarganya belum tulus terima kematian si putri. Akhirnya, arwahnya tidak dapat tenang dan bergentayangan di Gunung Prau.

Itu beberapa cerita mistik di gunung prau yang dapat jadi pelajaran untuk kita, terutamanya untuk kalian yang pengin mendaki gunung itu. Sebaiknya mengikut semua ketentuan yang sudah diputuskan disitu. Tidak boleh congkak dan masih berdoa sebelum dan setelah pendakian.