Sejarah Letusan Gunung Galunggung dan Kerajaannya
Sejarah Letusan Gunung Galunggung Yang Penuh Sejarah Kerajaan Galunggung | Cerita Pendaki - Galunggung menyimpan banyak sekali sejarah didalamnya, jika kita kembali ke masa lampau, banyak bukti sejarah yang coba diungkap kerajaan-kerajaan yang dahulu menguasai tanah Jawa Barat. Inilah silsilah singkatnya kerjaan galunggung yang bisa kalian simak sebagai referensi dan bahan pembelajaran.
![]() |
Sejarah Letusan Gunung Galunggung |
Sejarah Kerajaan Galunggung
- KERAJAAN SAUNGGALAH I (SAAT INI KUNINGAN)
AWAL KISAH mulai dari Kerajaan Saunggalah I (Daerah Kuningan saat ini) yang sesungguhnya sudah exist semenjak awalnya era 8M ; sama seperti yang terinformasi kan dalam dokumen lama Pustaka Pararatwan I Bhumi Jawadwipa bernama Saunggalah. Rajanya namanya Resiguru Demunawan kakak kandungan Purbasora (Raja di Galuh 716-732M).
Ayahnyalah (Rahyang Sempakwaja yakni Penguasa Galunggung) yang mendudukkannya jadi raja di Saunggalah I. Figur yang memiliki gelar Resiguru dalam riwayat Sunda cuman dimiliki oleh tiga figur, yakni Resiguru Manikmaya (Raja di Kendan, 536-568M), Resiguru Demunawan (di Saunggalah I/ Kuningan, awalnya era 8M) dan Resiguru Niskala Wastu Kancana (Raja di Dampingii, 1371-1475M).
Prabuguru Darmasiksa pertama kalinya memerintah di Saunggalah I (tepatnya saat ini di desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan sepanjang sekian tahun) yang seterusnya diberikan ke puteranya dari istrinya yang dari Darma Agung, yang namanya Prabu Purana (Premana?).
- KERAJAAN SAUNGGALAH II (MANGUNREJA - SUKAPURA - TASIKMALAYA)
Prabuguru Darmasiksa berpindah ke Saunggalah II (saat ini wilayah Mangunreja di kaki Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya), yang nanti kerajaan diberikan ke putranya yang namanya Prabu Ragasuci. Adapun Prabuguru Darmasiksa dipilih jadi Raja di Karajaan Sunda (Pakuan) sampai akhir hayatnya.
Sesudah dijelajahi, rupanya Prabuguru Darmasiksa ialah figur yang menempatkan beberapa dasar Penglihatan Hidup/Misi tuntunan hidup secara tercatat berbentuk nasihat. Dokumennya dikatakan sebagai AMANAT DARI GALUNGGUNG, disebutkan sebagai NASKAH CIBURUY (nama tempat di Garut Selatan tempat diketemukan dokumen Galunggung tersebut) atau disebutkan juga KROPAK No.632, dicatat pada daun nipah sekitar 6 helai yang terdiri dari 12 halaman; memakai aksara Sunda Kuna.
Sesudah kita mengenali riwayat kerajaan galunggung, kita lebih mengenal Galunggung dengan sebuah gunung aktif yang penuh riwayat, apa lagi bukti riwayat pernah mencatat begitu menakutkannya Letusan Gunung Galunggung 1982 ini.
Sejarah Gunung Galunggung
Di tahun 1987 lokasi Rekreasi Alam mulai dibuka. Dijajakan sebagai alternative baru berekreasi di teritori Tasikmalaya, Persisnya di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu. Diatur atas Kerja sama Faksi Dinas Pariwisata dan Budaya, yang bekerja bersama dengan faksi Perhutani Kabupaten Tasikmalaya.
Ada banyak daya magnet rekreasi yang dijajakan. Diantaranya tempat wisata berbentuk Pemandian Air Panas alami plus Lokasi Rekreasi Kolam Renang Air panas. daya magnet wanawisata dengan area selebar lebih kurang 120 hektar di bawah pengendalian Perum Perhutani.
Menurut mistis, asal mula, Mitos Sejarah Gunung galunggung diawali pada era ke XII. Di teritori ini ada satu Rajamandala (kerajaan bawahan) Galunggung yang terpusat di Rumantak, yang saat ini masuk ke daerah Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya.
Tempat Riwayat Gunung Galunggung sebagai salah satunya pusat religius kerajaan Sunda pra Pajajaran, dengan figur pimpinannya Batari Hyang pada era ke-XII. Saat dampak Islam kuat, pusat itu berpindah ke wilayah Pamijahan dengan Syekh Abdul Muhyi (era ke XVII) sebagai figur ulama anutan.
Sumber prasasti Gempar Hanjuang yang diketemukan di situ mengatakan jika di tahun 1033 Saka atau 1111 Masehi, Batari Hyang membuat susuk/ parit pertahanan. Kejadian nyusuk atau pembikinan parit ini memiliki arti mengidentifikasi ada pengukuhan kekuasaan baru di situ (di daerah Galunggung).
Sementara dokumen Sunda kuno lain ialah Instruksi Galunggung yang disebut kelompok dokumen yang diketemukan di kabuyutan Ciburuy, Garut Selatan berisi petuah-petuah yang dikatakan oleh Rakyan Darmasiksa, penguasaGalunggung pada periode itu ke anaknya.
Sementara Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik, seorang resi Hindu dari Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran yang sudah lakukan 2x perjalanan dari Pakuan Pajajaran ke Jawa sempat tuliskan Galunggung dalam catatan perjalanannya.
Daftar Sejarah Letusan Gunung Galunggung Dari Masa Ke Masa
- Letusan tahun 1822
Gunung Galunggung terdaftar pernah meledak di tahun 1822. Pertanda awalnya letusan dijumpai di bulan Juli 1822, di mana air Cikunir jadi kotor dan berlumpur.
Hasil pengecekan kawah memperlihatkan jika air kotor itu panas dan terkadang ada kolom asap dari dalam kawah
Selanjutnya di tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan hasilkan hujan pasir kemerahan yang paling panas, abu lembut, awan panas, dan lahar.
Saluran lahar bergerak ke tenggara ikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini tewaskan 4.011 jiwa dan merusak 114 desa, dengan kerusakan tempat ke timur dan selatan sepanjang 40 km dari puncak gunung.
- Letusan tahun 1894
Letusan Gunung Galunggung yang terjadi antara tanggal 7-9 Oktober 1894 hasilkan awan panas. Lantas di tanggal 27 dan 30 Oktober 1894, terjadi saluran lahar dingin yang mengucur pada jalur sungai yang serupa dengan lahar yang dibuat pada letusan tahun 1822.
Letusan ini kali merusak 50 desa, beberapa rumah roboh bukan lantaran letusan langsung, tetapi karena terkena oleh hujan abu yang tebal.
- Letusan tahun 1918
Di tahun 1918, pada awal bulan Juli, letusan Gunung Galunggung selanjutnya terjadi, dengan diawali gempa bumi.
Letusan tanggal 6 Juli ini hasilkan hujan abu dengan tebal 2-5 mm yang terbatas dalam kawah dan lereng selatan.
Dan di tanggal 9 Juli, terdaftar penimbulan kubah lava dalam danau kawah dengan tinggi 85m sama ukuran 560×440 m yang selanjutnya diberi nama Gunung Selesai.
- Letusan Terdahsyah Gunung Galunggung Tahun 1982
![]() |
Letusan Gunung Galunggung 1982 |
Gunung yang berada di Kabupaten Tasikmalaya itu terdaftar alami erupsi paling akhir pada tahun 1982 persisnya5 Mei 1982 dibarengi suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Aktivitas letusan berjalan sepanjang sembilan bulan dan usai pada 8 Januari 1983
Waktu itu Gunung Galunggung keluarkan 300 kali letusan dan keluarkan lahar dan abu yang menghancurkan tanaman, hewan ternak, dan perkampungan. erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982 tidak mengakibatkan korban jiwa langsung, tapi rerata korban wafat karena debu vulkanik yang tutupi penglihatan hingga memunculkan kecelakaan.
Karena erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982, ada 2 penerbangan yang perlu terima efeknya. Penerbangan yang pertama ialah pesawat British Airway 747 yang sempat lakukan pendaratan genting karena salah satunya mesin jet mati karena mengisap debu vulkanik Gunung Galunggung.
Letusan itu mengusik penerbangan salah satunya pesawat Singapore Airlines bernomor penerbangan 21A, jalur Singapura-Sydney. Pesawat itu hingga mau tak mau landing di Lapangan terbang Halim Pertama Kusuma. Letusan hebat Gunung Galunggung mengakibatkan kerusakan kereta api uap yang umum bekerja di daerah Garut dan sekelilingnya.
Debu vulkanik itu mencemarkan air untuk bahan bakar uap dari lokomotif sejenis mallet DD52 itu, hingga mengakibatkan dinonaktifkannya Stasiun Cibatu, Garut sebab tidak ada lokomotif uap yang bekerja karena hancur. Imbas dari erupsi Gunung Galunggung terdaftar sudah mengakibatkan beralihnya peta daerah pada radius 20 km dari kawah Galunggung yang mencakup Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari.
Perombakan peta daerah itu semakin banyak disebabkan karena terputusnya jaringan jalan dan saluran sungai dan area perkampungan karena melimpahnya saluran lava dingin berbentuk material bebatuan-kerikil dan pasir.
Saat erupsi, Gunung Galunggung banyak hasilkan material pasir dengan kualitas terhebat, hingga pasir itu banyak digunakan untuk project pemulihan saat musibah dan konstruksi jalan raya.
Bahkan juga di awal perubahannya (sekitaran 1984-1985) dibuat jaringan jalan Kereta Api dari jarak dekat Station KA Indihiang (Kp. Cibungkul-Parakanhonje) ke cek dam Sinagar sebagai jalur khusus untuk mengusung pasir dari Galunggung ke Jakarta.
Di Jawa Barat ada 7 gunung berapi type A yang sekarang ini masih aktif. Ke-7 gunung itu ialah Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Ceremai, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, dan Gunung Galunggung.
Ke-7 gunung itu terdaftar pernah meletus awalnya dan memunculkan imbas yang cukup kronis. Salah satunya yang mengguncangkan ialah letusan Gunung Galunggung di tahun 80an.
Dalam riwayat di Jawa Barat, Gunung Galunggung adalah gunung dengan tingkat erupsi yang lumayan tinggi. Gunung itu terdaftar pernah erupsi sekitar 4 kali, diawali di tahun 1822 yang tewaskan 4.011 jiwa dan merusak 114 desa, lalu pada tahun 1894 yang merusak 50 desa, selanjutnya 1918 dan paling akhir yang cukup hebat di tahun 1982 dengan hasilkan suara dentuman kuat dan berjalan sepanjang sembilan bulan.