Cerita Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Selamat Dengan Bantuan Burung Jalak

Cerita Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Dibantu Burung Jalak | Cerita Pendaki - Video mengenai seorang pendaki Gunung Lawu yang dibantu oleh seekor burung yang disebutkan merupakan buruk Jalak, beberapa hari lalu sempat menghebohkan sosial media. Awalnya salah jalan, pendaki itu pada akhirnya bisa berjumpa kembali dengan kelompoknya usai 'dituntun' oleh burung Jalak.

Cerita Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Selamat Dengan Bantuan Burung Jalak
Cerita Pendaki Tersesat Gn. Lawu Selamat Dituntun Burung Jalak

Dalam video di account TikTok dengan durasi satu menit itu memperlihatkan satu ekor burung warna gelap, yang terlihat seolah tengah membimbing pendaki yang mengabadikan video tersebut. Bagaimana tidak, burung ini tidak terbang tetapi melompat-lompat kecil di jalur pendakian gunung lawu.

"Subhanallah dibantu sama jalaknya, terima kasih. Kalian lihat, kita dibantu sama jalak penghuni Lawu. Subhanallah, terima kasih," kata pendaki itu sembari terengah nafasnya dalam video.

"Jadi cerita nya saya salah jalan di lawu berdua sama teman..Konon ucapnya jika di gunung Lawu,klu salah jalan, kemudian bertemu jalak kita akan di bimbing," catat pendaki itu dalam video TikTok yang trending.

Video ini diupload oleh account TikTok @mocha_doank. Baru diupload 2 hari, video ini telah disaksikan sekitar 3,1 juta pemakai, dan memperoleh 260 ribu like dan memetik 6.118 tanggapan.

Saat diminta verifikasi, pemilik account TikTok @mocha_doank, Mohammad Soleh (37), benarkan video itu diambil olehnya. Pengalaman itu didapatkannya saat mendaki Gunung Lawu pada Agustus 2020, tetapi baru sempat pernah dibaginya lewat TikTok, 2 hari lalu.

Soleh menjelaskan, walau hoby naik gunung, dianya sendiri memang baru pertama kalinya naik Gunung Lawu. Hingga dianya akui belum mengenali secara baik jalur-jalur pendakian Lawu.

"Kita naik ada kira-kira 20 orang dipisah beberapa team. Bertepatan memang waktu itu terpisah dari kelompok. Terus tidak tahu tracknya, sempat nyasar ," tutur Soleh, dikontak reporter, Jumat (19/2/2021).

Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Yang Selamat Berkat Bantuan Burung
Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Yang Selamat Berkat Bantuan Burung Jalak

Terpisah dari kelompok, Soleh tinggal berdua dengan partnernya. Waktu itu dianya sempat pernah patah semangat karena jalan setapak yang ditempuhnya rupanya buntet.

"Karena bos saya lelah, selanjutnya istirahat, (pendaki) lainnya jalan. Saya jalan pelan-pelan sama bos saya, semestinya ke atas tetapi saya belok kiri. Rupanya itu bukan tracknya. Jadi seperti jalan buntu tidak ada jalan setapak," tuturnya.

Soleh sempat pernah kembali untuk balik ke jalur tadi dilewati. Tetapi karena ia menjumpai banyak cabang, Soleh dan partnernya ini mulai kebingungan.

"Balik itu sudah bingung, itu kan ada cabang kembali. Bingung, duduk kembali," paparnya.

Pada peristiwa itu, muncul satu ekor burung menghampiri kedua pendaki tersebut. Soleh selanjutnya terpikir mitos Jalak Lawu, satu ekor burung Jalak yang sering menolong pendaki Gunung Lawu yang salah jalan.

"Awal mula (pendakian) sudah ada Jalak, hanya awalannya tidak yakin saja jika sampai dibantu. Selanjutnya ada Jalak tiba kan, coba saya ikutin," jelasnya.

Soleh bersama partnernya selanjutnya mengikut Jalak itu. Sepanjang perjalanan, Jalak itu tidak terbang, tetapi melompat-lompat seperti membimbing Soleh dan partnernya.

"Ada 3x saya lelah hingga harus stop istirahat. Tiap kami duduk, Jalak itu masuk di semak. Saat kami lanjut, ia keluar lalu nuntun kembali. Pada akhirnya kita ikutin kembali," urai Soleh.

Dengan bimbingan sang Jalak, Soleh dan partnernya sukses capai puncak Lawu. Di puncak, ke-2 nya berjumpa dengan kelompok yang sebelumnya bingung cari ke-2 nya. Setelah dipuncak itu burung Jalak nya lenyap.

"Nuntun sampai puncak. Setelah tiba puncak telah bertemu teman-teman kan bingung nyariin kita. Sesudah saya bertemu teman-teman, saya mencari Jalaknya telah tidak ada," kata Soleh.

"Saat itu lelah sekali, nyaris patah semangat. Tetapi bertemu Jalak itu, bismillah lah kita ikuti. Semula saya berpikir mitos, rupanya sesudah alami baru yakin," ujarnya.